Pasang Iklan Gratis

3 Skenario Rahasia AS-Israel Sebelum Serang Iran Bocor Opsi Keempat Lebih Dahsyat

 The New York Times (NYT) mengungkap tiga skenario militer rahasia yang disiapkan Amerika Serikat (AS) dan Israel sebelum menyerang Iran lewat operasi "Rising Lion" pada Jumat, 13 Juni 2025.

Rencana ini disusun sejak Desember tahun lalu, menyusul lemahnya dukungan proksi Iran di Lebanon dan Suriah.

Pemerintah Israel mulai merancang serangan terhadap Iran setelah melihat peluang strategis dari melemahnya Hizbullah di Lebanon dan jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah. Hal ini membuka jalur udara untuk operasi pengeboman yang ditargetkan ke fasilitas nuklir Iran.

Laporan The New York Times bertajuk 'How Trump Shifted on Iran Under Pressure From Israel' mengungkap pertemuan penting pada Februari lalu antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih pada awal Februari 2025.

Dalam pertemuan tersebut, Netanyahu mempresentasikan citra-citra situs nuklir Iran. Israel meyakini Iran tengah mempercepat pembuatan senjata nuklir dengan metode yang lebih sederhana.

Netanyahu memperingatkan Trump bahwa bila AS ingin sukses dalam diplomasi nuklir, maka perlu ada ancaman militer nyata di balik meja perundingan.

Israel khawatir Trump akan menyetujui kesepakatan yang dianggap lemah seperti perjanjian nuklir 2015 era Barack Obama.

Netanyahu juga mengingatkan bahwa Iran dapat dengan cepat memulihkan pertahanan udaranya yang sempat dihancurkan Israel pada Oktober 2024.

Meski masih memilih jalur diplomasi, Trump menyetujui pengembangan opsi militer oleh Komando Pusat AS bersama Israel.

Kemudian pada pertengahan Februari 2025 saat berkoordinasi dengan Israel, Komandan Komando Pusat AS Jenderal Michael Erik Kurilla telah mengajukan tiga opsi utama skenario penyerangan terhadap Iran.

Opsi minimal: pengisian bahan bakar udara dan dukungan intelijen AS untuk misi Israel.

Opsi menengah: serangan udara gabungan antara Israel dan AS.

Opsi maksimal: misi pengeboman yang dipimpin penuh oleh AS, didukung Israel.

Menurut sumber NYT, opsi ketiga melibatkan pesawat B-1 dan B-2 Amerika, rudal jelajah dari kapal selam, hingga pesawat angkut strategis.

Dalam rapat koordinasi militer AS dan Israel itu, muncul skenario keempat yang lebih agresif sempat dipertimbangkan, namun cepat dibatalkan. Opsi tersebut melibatkan serangan besar-besaran oleh pasukan AS dan pasukan komando Israel dengan dukungan helikopter tempur Osprey.

"Opsi itu menambahkan serangan AS berskala besar dan serangan komando Israel dengan dukungan udara dari helikopter Osprey AS atau pilihan pesawat lainnya," tulis The New York Times.

Akan tetapi, saat utusan Trump melakukan negosiasi dengan Teheran, yang dimediasi oleh Oman, Israel menjadi tidak sabar.

Netanyahu kemudian melakukan kunjungan singkat ke Trump di Gedung Putih pada April 2025.

Saat itu, Neranyahu meminta bom penghancur bunker Amerika untuk menghancurkan situs nuklir bawah tanah Iran di Fordow.

Trump yang saat itu berniat memberi kesempatan pada diplomasi.

Setelah pertemuan tersebut, timnya kemudian melakukan tekanan penuh untuk menghentikan Israel melancarkan serangan pendahuluan terhadap Iran.

Pesan dari tim Trump sangat jelas yakni Israel tidak bisa melakukannya sendiri dan ada terlalu banyak dampak bagi AS.

Penasihat Trump mengira Israel telah menyerap pesan mereka.

Trump khawatir Israel akan menyerang sendiri atau menggagalkan diplomasi AS dengan Iran tersebut jika Netanyahu tidak menyukai arah kesepakatannya.

"Tim Trump juga khawatir tentang apa yang akan terjadi jika Israel melancarkan serangan terhadap Iran tetapi gagal menghancurkan semua fasilitas nuklirnya. Namun perencanaan di Israel tetap berjalan, sebagian didorong oleh kekhawatiran bahwa Iran dengan cepat membangun gudang rudal balistiknya yang dapat digunakan untuk serangan balasan," tulis The New York Times.

"Tak lama kemudian, badan intelijen AS telah mengumpulkan cukup informasi untuk disampaikan kepada Trump. Informasi singkat tersebut menarik perhatian presiden, dan menjadi alasan komunikasi via telepon yang menegangkan pada akhir Mei, saat Trump melampiaskan ketidaksenangannya kepada Netanyahu," tulis laporan itu.

Namun, setelah Trump melihat hasil serangan Israel ke Iran pada Jumat pagi, 13 Juni 2025, melalui saluran televisi kesukaannya yakni Fox News, sikap Trump berubah.

Perencanaan Israel yang terus berjalan meski tanpa restu penuh AS menunjukkan besarnya ancaman yang dirasakan terhadap Iran, dan kemungkinan babak baru konflik di Timur Tengah yang bisa melibatkan kekuatan global dalam skala penuh.

0 Response to "3 Skenario Rahasia AS-Israel Sebelum Serang Iran Bocor Opsi Keempat Lebih Dahsyat"

Posting Komentar