Penyaluran bansos sembako-PKH oleh PosIND di Mataram capai 99 persen

 PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND mencatat realisasi penyaluran bantuan sosial (bansos) berupa sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada triwulan I 2025, telah mencapai 99 persen.

Menurut Ketua Tim Pelaksana Penyaluran Bantuan Sosial Tahun 2025 PT Pos Indonesia Andi Rosa Muhammad Ramdan, untuk Kota Mataram, pihaknya mendapatkan alokasi penyaluran sebanyak 53.722 keluarga penerima manfaat (KPM) dan menyalurkan kepada 53.275 KPM.

"Ini (penyaluran bansos) layak diapresiasi. Mengingat beberapa wilayah di NTB termasuk dalam kategori 3T (terluar, terdepan, tertinggal). Tentunya, menyalurkan bansos di wilayah 3T tak semudah di kota yang akses infrastrukturnya memadai," katanya dalam keterangannya di Jakarta

Wilayah Nusa Tenggara Barat, tambahnya, ada kepulauan-kepulauan yang masyarakatnya membutuhkan bantuan tersebut dan untuk kelancaran proses penyaluran, pihaknya berkoordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah tempat.

"Dalam hal ini kami dibantu Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat, beserta para pilar sosial setempat," ujarnya.

Selain itu, pihaknya melakukan penyaluran dengan tiga metode yakni penyaluran di kantor pos, di komunitas serta antaran langsung atau door to door ke rumah KPM, terutama untuk KPM yang berusia lanjut, sedang sakit, maupun disabilitas.

Meski kerap menghadapi tantangan dalam proses penyaluran bansos, Ridwan menyatakan Pos Indonesia selalu siap menjalankan amanah penyaluran bansos dari stakeholder.

"Dan, tentunya berupaya memberikan layanan terbaik kepada masyarakat khususnya penerima bantuan, melalui penyaluran bansos yang cepat, tepat, efisien, akuntabel, dan tanpa potongan sepeser pun," katanya.

Petugas Juru Bayar dari Kantorpos Mataram Julkardiman menuturkan dalam melakukan pengantaran bansos ke rumah KPM, petugas juru bayar kerap berhadapan dengan beragam tantangan salah satunya cuaca ekstrem.

"Kalau tantangan sih, hujan. Terus kedua, pas kita sampai di tempat yang dikunjungi atau rumah KPM yang didatangi, orangnya kadang ada yang di rumah, juga ada yang enggak ada di rumah," ujarnya.